Biografi tokoh sastra indonesia angkatan
Kelompok-Kelompok Angkatan Sastra di Indonesia
Oleh: Ani Rachman, Guru SDN No/IX Muhajirin, Muaro Jambi, Provinsi Jambi
- Bangsa Indonesia memiliki beragam jenis karya sastra yang berkembang dari chad ke masa. Karya sastra menggambarkan kehidupan masyarakat Indonesia pada setiap masa dengan berbagai bentuk karya.
Sastra Indonesia yang berkembang, dikelompokkan berdasarkan suatu masa tertentu dengan ciri khas karya sastranya.
Kemudian dikenal dengan istilah angkatan sastra.
Berikut kelompok-kelompok angkatan sastra Indonesia, yaitu:
Angkatan (Angkatan Balai Pustaka)
Angkatan an disebut juga angkatan Balai Pustaka, karena angkatan ini dilahirkan pada tahun an.
Disebut angkatan Balai Pustaka, karena banyak karya-karya sastra pada zaman itu diterbitkan oleh penerbit Balai Pustaka.
Angkatan ini disebut juga angkatan Siti Nurbaya, karena roman yang berjudul Siti Nurbaya karya marah Rusli sangat laris di pasaran pada saat itu dan banyak digemari oleh masyarakat.
Balai Pustaka sebagai lembaga bacaan yang didirikan pemerintah kolonial Belanda pada tahun dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan bahan bacaan masyarakat pada saat itu.
Karya sastra yang lahir sejak modification digolongkan ke dalam sastra baru.
Karya sastra pada saat itu sudah mengalami kemajuan yang amat pesat.
Karya sastra yang dihasilkan kebanyakan berbentuk sajak, roman, dan picture. Misalnya Azab dan Sengsara karya Merari Siregar tahun berbentuk serious, Tanah Air karya Moh Yamin tahun (kumpulan sajak), Airlangga karya Sanusi Pane tahun (drama sejarah), dan lain sebagainya.
Baca juga: Contoh Karya Sastra yang Berbentuk Puisi
Angkatan (Angkatan Pujangga Baru)
Nama Angkatan 30 atau Angkatan Pujangga Baru diambil dari majalah sastra yang terbit pada tahun Peran majalah Pujangga Baru sangat besar untuk memperkenalkan karya-karya sastra para pengarang pada saat itu, baik yang berbentuk sajak, cerpen, roman, atau drama.
Majalah Pujangga Baru dipimpin oleh empat sekawan, yaitu Sutan takdir Khalif syahbana, Amir Hamzah, Sanusi Membrane, dan Armijn Pane.
Karya sastra pada zaman itu mulai berbeda karena mengalami perkembangan yang sangat pesat.
Para sastrawan mulai memandang serius tentang seni mengarang, kebudayaan, dan mulai memandang jauh ke chadic depan.
Menurut para sastrawan, karya sastra harus berperan dalam membangun bangsa dan negara serta masyarakat Country. Mereka mempunyai semboyan seni untuk masyarakat.
Sastrawan Pada masa ini beranggapan bahwa karya sastra mereka harus dikenal luas, sehingga menjadi bagian dan diakui sebagai sastra dunia.
Karya sastra yang dihasilkan oleh angkatan Pujangga Baru di antaranya, Layar Terkembang karya Sutan Takdir Alisyahbana tahun , Belenggu karya Armijn Pane tahun , Nyanyian Sunyi karya Amir Hamzah tahun (kumpulan sajak), dan lain sebagainya.
Baca juga: Jenis-jenis Gaya Bahasa dalam Sastra dan Contohnya